Badan Kejuruan Teknik Industri – Persatuan Insinyur Indonesia (BKTI-PII) bersama Kedaireka, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi serta didukung oleh IBIMA, IOI dan MadeinITB/MadeinIndonesia Superconnection, menyelenggarakan FGD (Focus Group Discussion) Seri ke-1 “Membangun Kedaulatan Teknologi Indonesia Sebagai Basis Ekosistem Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045“, dengan subtema “Arah Kebijakan Pemerintah, Regulasi dan Potensi Aplikasi/Permasalahan serta Beberapa Kemudahan/Insentif Menuju Kedaulatan Teknologi Indonesia”, melalui media online zoom dan Youtube, Kamis (16/9/2021).
Kegiatan tingkat nasional yang dipandu Ir I Made Dana M. Tangkas, M.Si. IPU, ASEAN Eng, dari PII BKTI sebagai host tersebut menghadirkan keynote speech Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Mendikbud Ristek diwakili Prof. Nizam DG Dikti Ristek, Ketua Umum PII Dr. Heru Dewanto, mewakili BRIN Dr. Iwan, PII-BKTI, Dr. Purba, Ali Soebroto, Dato Madani (MARii), dan beberapa pembicara lainnya.
Menurut Made Dana Tangkas, kegiatan ini dilatarbelakangi bahwa Indonesia Emas 2045 hanya akan terwujud melalui pertumbuhan ekonomi yang konsisten di kisaran 5,7 persen. Di tengah tantangan penurunan pertumbuhan ekonomi karena pandemi Covid-19, tentunya diperlukan upaya yang lebih ekstra keras untuk menutupi pelemahan yang terjadi sepanjang pandemi.
FGD juga didukung secara penuh oleh BKTI-PII dan Kedaireka KemendikbudRistek DG-Dikti/Ristek, para pelaku K/L lainnya seperti IOI, IBIMA, Komunitas MadeinITB & MadeinIndonesia Superconnection, serta PII Pusat.
“Arah dan kebijakan pemerintah dalam kedaulatan teknologi dan aplikasi potensi serta permasalahannya, termasuk mengatur solusi yang harus digerakkan oleh berbagai stakeholders & multiple helix, menjadi pembahasan pada diskusi seri ke-1 ini,” terang Made Dana Tangkas.
Ditambahkannya, lebih detail roadmap, milestone target dan action plan, akan dibahas di FGD berikutnya. Made mengajak para pengamat, pemerhati, serta para ahli dapat bergabung dan menjadi bagian solusi dari permasalahan industri/teknologi/bisnis yang ada dewasa ini dalam rangka menuju Indonesia Emas Industri Berdikari dan Rakyat Sejahtera 2030.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa penguasaan Iptek dan Inovasi dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan sebagai kekuatan besar untuk pembangunan nasional Jakarta.
“Pandemi Covid-19 menjadi bagian dari kehidupan global. Pemerintah saat ini terus melalukan upaya pemulihan ekonomi nasional dan ekonomi di triwulan ke-2 tumbuh sebesar 7.07 persen. Ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebelumnya serta dibandingkan dengan negara lain seperti Saudi Arabia yang tumbuh 1.5 persen, Korea 5.85 persen, Vietnam 6.61 persen,” jelas Airlangga.
Ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi, lanjut Menko Perekonomian, berkaitan erat dengan laju pertumbuhan ekonomi. Percepatan pembangunan ekonomi berbasis inovasi merupakan tahapan pencapaian visi Indonesia emas di tahun 2045. Maka diharapkan dapat mendorong Indonesia keluar dari negara berpendapatan menengah, menjadi negara berpendapatan tinggi di tahun 2036.
“Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan PDB terbesar ke-7 di tahun 2045, dan untuk itu Indonesia harus tumbuh minimal 5.7 persen per tahun. Hal ini bisa terjadi apabila terjadi struktur penguatan ekonomi dan percepatan pertumbuhan berbasis inovasi dan teknologi,” tambahnya.
Di sisi lain, Dirjen Pendidikan Tinggi dan Ristek Prof. Ir. Nizam, M.S.,DIC, Ph.D.,IPU.,ASEAN Eng, menyampaikan agar Indonesia menjadi pemain, bukan hanya jadi penonton atau pasar. Dia menambahkan bahwa kuncinya ada 2 hal, yaitu sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, produktif, dan berdaya saing, serta yang kedua yaitu inovasi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Namun, lanjut dia, tantangan di dalam negeri masih sangat besar.
Dari segi industri, disampaikan Nizam, basis lisensi asing sangat besar lebih dari 90 persen, bahan baku industri masih dominan impor. Begitu juga obat-obatan dan alat kesehatan, serta bahan pangan sebagai negara tropis masih impor. Sementara, kata dia, HDI masih di bawah rata-rata global, peringkat 107 dari 189 negara. Index daya saing Indonesia juga masih rendah di bawah 65 point.
“Perguruan tinggi mempunyai 3 peran besar yang sejalan dengan membangun daya saing bangsa yaitu menyiapkan SDM, pemimpin-pemimpin masa depan yang produktif, kreatif, inovatif, serta berakhlak mulia. Yang ke-2, melalui penelitian menghasilkan inovasi dan invensi diharapkan dapat mengerakan industri dan roda ekonomi. Yang terakhir melalui pengabdian masyarakat,” beber Nizam.
Ketua BKTI PII Ir. I Made Dana Tangkas, M.Si.,IPU , ASEAN Eng, memaparkan latar belakang dan kondisi bisnis industri, program hilirisasi industry, serta strategi peran insinyur profesional periset inovator leader/eksekutif bisnis dalam membangun kedaulatan teknologi Indonesia.
“Perlu terobosan agar Indonesia terhindar dari jebakan Middle Income Trap dengan teknologi & inovasi. Sehingga pada tahun 2030 PDB/kapita menjadi USD 12,500, serta kontribusi industri pengolahan terhadap PDB menjadi > 30 persen di tahun 2030, yang pada saat ini sementara berkisar 19-20 persen,” terang Made Dana Tangkas.
Dijelaskannya, negara tidak dapat maju tanpa industri, industri tidak dapat maju tanpa teknologi, teknologi tidak bisa maju tanpa insinyur. Namun insinyur tidak bisa bekerja sendiri, perlu collaborative action, dan bukan hanya kemajuan teknologi manufaktur yang diprioritaskan, juga harus diimbangi dengan kemajuan teknologi jasa/services.
BKTI-PII, papar Made Dana Tangkas, mendukung program pemerintah bersama berbagai stakeholder (Akademisi, Bisnis, Community, Government, Financing, Media/hexahelix – ABGCFM) dalam program menuju kedaulatan teknologi Indonesia sebagai basis ekosistem pertumbuhan ekonomi tinggi menuju Indonesia Emas 2045.
“Terdapat beberapa strategi melalui pengembangan SDM yang unggul (cerdas ESQ, capability/ability, motivasi, karakter) dan juga pendekatan terpadu 4 in 1 (Diklat, Sertifikasi, Penempatan dan Wirausaha), serta strategi alih teknologi yaitu ATMI atau Amati-Tiru-Modifikasi-Inovasi, Copas, reversed engineering, value analysis, value engineering dan lainnya,” terang dia.
Ketua Umum PII Dr.Ir. Heru Dewanto ST.,M.Sc(Eng), IPU, ASEANEng, dalam opening speech mengangkat terminologi kapabilitas teknologi yaitu bagaimana kapabilitas teknologi itu dibangun, berikut tahapannya. Mulai dari operational capabilities, duplicated capabilities, adaptive capabilities, hingga innovative capabilities. Salah satu strategi adalah melalui reverse engineering seperti yang dilakukan almarhum Habibie yang seorang teknokrat di bidang teknologi dirgantara.
Pada kesempatan itu, Made Dana Tangkas selaku host juga menyampaikan bahwa pemaparan selengkapnya dari para narasumber dapat dilihat pada link youtube channel BKTI PII. Diinformasikan Made Dana Tangkas, bahwa kegiatan selanjutnya adalah FGD Kedaulatan Teknologi Indonesia Seri ke-2 dengan sub-tema, “Kemampuan R&D, SDM Unggul, Pemetaan Teknologi Produk, Proses, dan Platform Digitalisasi, yang rencananya akan diadakan pada Oktober 2021. (avesiar.com)